Gubernur
DKI terpilih, Joko Widodo memang beda dari biasanya.Ia blusukan ke
tempat-tempat yang bermasalah di Jakarta. Sebagai Gubernur, hal ini baik untuk
dilakukan. Kepemimpinannyayang merakyat dan rakyat merindukan pemimpin seperti
itu dan mungkin Jokowi merupakan jawabannya.
Terkait
Jokowi sebagai Gubernur, pasti ia memiliki power/kekuasaan
yang besar pada pemerintahan tingkat provinsi. Dikit demi sedikit dengan
blusukan, ia menguasai daerah yang ia datangi dan ini merupakan modal juga
untuk dirinya memengaruhi orang lain. Dengan program dia yang populis ditambah
dengan formula politik apa yang disebutkan Moshca, yaitu statement-statement solidaritas yang dimana ia pro rakyat. Rakyat
pun akhirnya jatuh cinta kepada sosok Jokowi. Ambil contoh saja perbandingan
dari Fauzi Bowo ketika terjun ke masyarakat, masyarakat tidak seantusiasnya
dengan kedatangan Jokowi.
Tidak
hanya blusukan ke masyarakat, beliau juga blusukan ke kelurahan, kecamatan,
sudin, dan sebagainya pada pagi hari untuk mengecek kinerja pemerintahan pada
level dibawahnya. Ketika itu, ia melihat terdapat penyimpangan yang dilakukan
PNS. Dengan adanya power pada government elite, ia menukar-nukar
jabatan-jabatan seorang PNS, dengan dipindahtugaskan. Dari walikota, menjadi
kepala dinas perpustakaan, dan sebagainya. Karena pada struktur pemerintah yang
birokratis dan sifatnya memaksa, akhirnya para pejabat itu tidak bisa melakukan
apa-apa lagi, selain saya dengar saya taat.
Dengan
adanya program blusukan ini ke tempat-tempat pemerintahan, membuat PNS-PNS
menjadi takut, hal ini dikhawatirkan akan menentukan karirnya di PNS. Mending
ditukar, kalau dipecat bagaimana. Apalagi pemerintahan tingkat kelurahan dan
kecamatan dilelang untuk umum. Ini seperti yang dikatakan Pareto, dimana Jokowi
menggunakan residu II yang artinya membuat orang takut dengan blusukannya (lion) dan statement-statement dia di televisi membuat ancaman bagi PNS-PNS
yang ada di DKI Jakarta atau yang disebut dengan derivasi. Jika dilihat lagi
dengan contoh-contoh yang sudah disebutkan di atas, ia bisa menguasai
sumber-sumber kekuasaan pada tingkat di bawahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar