Cari Blog Ini

Minggu, 11 Mei 2014

Analisa Kisah Sukses Ayam Bakar Mas Mono

Awal Perjuangan Mas Mono
Mas Mono dengan bekal ijazah SMA. Mengawali perjuangannya dengan menjadi office boy dan jualan roti pisang keliling. Tiga tahun kemudian atau 1997 ia keluar dari restoran, untuk memegang operasional rumah makan yang melayani jasa cathering event-event khusus. kebetulan pada tahun itu, properti mengalami booming sehingga banyak sekali peluncuran perumahan-perumahan yang membutuhkan jasa cathering.[1].
Pada suatu hari di tahun 2000, Mono melihat ada lapak di depan Usahid yang tidak terpakai. Mimpinya untuk memiliki warung ayam bakar kaki lima kembali menyeruak, didukung istrinya yang jago memasak mono mulai beralih profesi menjadi penjual ayam bakar.[2] Penjualannya meningkat dari lima sampai dengan delapan puluh ekor karena Mas Mono menggunakan sistem manajemen warung makan besar.
Melihat peluang usaha dengan pengalamannya sebagai cooker di restoran cepat saji California Fried Chicken dan beberapa restoran lainnya, Mas Mono memutuskan untuk mengalihkan usahanya menjadi produk ayam bakar. Dengan omset mencapai Rp8juta hingga Rp12juta perhari yang tentunya sudah memiliki pelanggan tetap.[3]
Agaknya jalan terang terus terhampar. setelah satu pelanggannya, presenter dunia lain Trans TV, menyarankan agar mono menawarkan jasa cathering ke stasiun televisi tersebut. Ternyata tanpa melalui peroses berliku-liku mono mendapat proyek itu, tak lama kemudian Anteve dan TV 7, memesan cathering dari peria yang hobi memodifikasi sepeda motor ini.[4]
Mas Mono juga mencoba dalam meluaskan rumah makannya. Dari salah satu pelanggannya ia mendapatkan penawaran tempat di jalan Tebet raya No.57, meski hanya kecil.[5] Kemudian bisnis Ayam Bakar Mas Mono terus berkembang sampai Go Nasional dan Go Internasional.


Social Network
Teori jaringan yang dibangun pada Simmel dan ide-ide Durkheim tentang bagaimana posisi individu dalam bentuk lingkungan sosial baik dari perilaku dan identitas yang mendasari nya. Bagi Durkheim, jaringan sosial membentuk tindakan individu tidak hanya negatif, dengan merusak perilaku antisosial, tetapi juga positif, dengan mendirikan pola perilaku yang diterima. Meningkatnya kemajuan bisnis Mas Mono merupakan perilaku positif yang bisa diterima masyarakat, walaupun ketika dulu Mas Mono berjuang sangat keras, dari office boy, jualan pisang, warung ayam bakar kaki lima sampai sebesar ini usaha Mas Mono. Ini merupakan hal yang sedikit terjadi pada masyarakat Indonesia yang berpenghuni individu-individu yang belum sadar akan peluang usaha.
Dalam kesuksesannya dibahas dengan jaringan sosial yang memiliki empat prinsip inti, yaitu Norms dan NW Density, The Strength of Weak Ties, The Importance of Structural Hole, dan Social Embeddeness in Economy Action. Nah, dari keempat prinsip ini akan lebih dijelaskan terkait gejala ekonomi asuransi syariah sebagai kegiatan ekonomi dan peran-peran dari social network.
Norms dan NW Density. Norms, kesepakatan tentang tingkah laku yang “memadai”. Ayam Bakar Mas Mono dengan memiliki menu utama, yaitu ayam bakarnya dengan menggunakan sistem manajemen modern. Ini bisa dilihat dari Ayam Bakar Mas Mono mendapatkan penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM nominasi Kuliner Ayam Bakar dengan manejemen modern dan UKM Entrepreneur Award.[6] Jadi, secara kualitas administrasi dan manajemen Ayam Bakar Mas Mono sudah tidak diragukan lagi, ditambah dengan sertifikasi halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) membuat konsumen menjadi lebih nyaman dalam memakan produknya.
The Strength of Weak Ties, yakni kenalan Mas Mono memberi info penting karena mereka berada di lingkungan lain, dan memiliki banyak kenalan dapat menghubungkan ke multiple-cliques. Ini bisa dilihat dari sisi historis juga, bagaimana Mas Mono bisa mendapatkan peluang-peluang dari teman dan pelanggannya waktu itu. Ketika sedang mempunyai pekerjaan, ia mendapatkan rekomendasi temannya bekerja sebagai office boys sekaligus belajar komputer untuk bisa menerima jasa pengetikan skripsi. Setelah sudah menjual ayam bakar, presenter dunia lain Trans TV, menyarankan agar mono menawarkan jasa catering ke stasiun televisi dan akhirnya Mas Mono bisa mendapatkan proyek itu. Kemudian, dari salah satu pelanggannya ia mendapatkan penawaran tempat di jalan Tebet raya No.57. Secara sistem manajemen Ayam Bakar Mono belajar dari sistem jaringan PT. BABA RAFI INDONESIA yang telah sukses mengembangkan Kebab Turki Baba Rafi dan Piramizza dengan sistem yang sama hingga menembus angka total 750 outlet di seluruh Indonesia. Dengan berbekal pengalaman PT. BABA RAFI INDONESIA, akan menjadikan Ayam Bakar Mas Mono lebih baik dari segi sistem manajemen, dibawah naungan PT. PANEN RAYA INDONESIA.[7]Mas Mono banyak belajar dari sistem jaringan tersebut dan mengadopsinya pada tempat kulinernya. Sampai tahun 2013, terdapat 42 cabang di dalam negeri dan satu cabang di Malaysia. Ke depannya akan meluaskan jaringannya ke Singapura, Arab Saudi, dan New York.[8] Bisa dilihat bagaimana peran jaringan sangat penting mengantarkan Mas Mono sampai seperti saat ini.
The Importance of Structural Hole Individuals, dimana keadaan yang belum ada kerjasama dengan kelompok, maka dari itu harus memiliki hubungan dengan multiple NWs yang terpisah satu sama lain dan Individu harus bisa memanfaatkan structural whole. Ketika Mas Mono dan istri nya berjuang sama-sama bekerja untuk menghidupi kehidupannya, Mas Mono belajar sistem manajemen PT Baba Rafi Indonesia yang membuatnya bisa menjadikan sistem manajemen yang modern dan profesional. Kemudian, hubungan ini dimanfaatkan untuk mempelajari sistem kuliner untuk bisa diterapkan di Ayam Bakar Mas Mono. Hal ini juga digunakan untuk memperluas jaringan Ayam Bakar Mas Mono agar bisa menjangkau di seluruh Indonesia.
Social Embeddeness in Economy Action, dimana seberapa jauh tindakan ekonomi berkaitan/bergantung pada tindakan/institusi non ekonomi, Ingat instrumental bercampur dengan value dan traditional rationality. Kesuksesan Mas Mono ini dipengaruhi keyakinan dirinya dalam menjalankan usahanya. Ia meyakini bahwa untuk menjadi sukses butuh kerja keras dan tidak melupakan Tuhan Yang Maha. Value dan traditional rationality mempengaruhi individu menjalankan bisnisnya sebagai bagian dari kegiatan ekonomi dan sosialnya. Ketika itu pernah Mas Mono diminta untuk mengisi acara di Politeknik Negeri Jakarta. Karena acaranya belum dimulai, ia sempatkan untuk shalat dhuha 12 rakaat. Ia tidak melupakan sisi kerohanian yang ia yakini, itu faktor yang mengantarkannya seperti ini.




[1] http://ayambakarmasmono.com/site/in/sejarah.html diakses pada tanggal 13 Juni 2013 Pukul 8. 57
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] http://ayambakarmasmono.com/site/in/award.html diakses pada tanggal 13 Juni 2013 pukul 9.03
[7] http://ayambakarmasmono.com/site/in/info-franchise/profil.html diakses pada tanggal 13 Juni 2013 Pukul 9.08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar