Awal
Perjuangan Mas Mono
Mas Mono dengan bekal ijazah SMA.
Mengawali perjuangannya dengan menjadi office
boy dan jualan roti pisang keliling. Tiga tahun kemudian atau 1997 ia
keluar dari restoran, untuk memegang operasional rumah makan yang melayani jasa
cathering event-event khusus.
kebetulan pada tahun itu, properti mengalami booming sehingga banyak sekali peluncuran perumahan-perumahan yang
membutuhkan jasa cathering.[1].
Pada suatu hari di
tahun 2000, Mono melihat ada lapak di depan Usahid yang tidak terpakai.
Mimpinya untuk memiliki warung ayam bakar kaki lima kembali menyeruak, didukung
istrinya yang jago memasak mono mulai beralih profesi menjadi penjual ayam
bakar.[2]
Penjualannya meningkat dari lima sampai dengan delapan puluh ekor karena Mas
Mono menggunakan sistem manajemen warung makan besar.
Melihat peluang usaha
dengan pengalamannya sebagai cooker
di restoran cepat saji California Fried
Chicken dan beberapa restoran lainnya, Mas Mono memutuskan untuk
mengalihkan usahanya menjadi produk ayam bakar. Dengan omset mencapai Rp8juta
hingga Rp12juta perhari yang tentunya sudah memiliki pelanggan tetap.[3]
Agaknya jalan terang
terus terhampar. setelah satu pelanggannya, presenter dunia lain Trans TV,
menyarankan agar mono menawarkan jasa cathering ke stasiun televisi tersebut.
Ternyata tanpa melalui peroses berliku-liku mono mendapat proyek itu, tak lama
kemudian Anteve dan TV 7, memesan cathering dari peria yang hobi memodifikasi
sepeda motor ini.[4]
Mas Mono juga mencoba dalam
meluaskan rumah makannya. Dari salah satu pelanggannya ia mendapatkan penawaran
tempat di jalan Tebet raya No.57, meski hanya kecil.[5]
Kemudian bisnis Ayam Bakar Mas Mono terus berkembang sampai Go Nasional dan Go
Internasional.
Social Network
Teori jaringan yang
dibangun pada Simmel dan ide-ide Durkheim tentang bagaimana posisi individu
dalam bentuk lingkungan sosial baik dari perilaku dan identitas yang mendasari
nya. Bagi Durkheim, jaringan sosial membentuk tindakan individu tidak hanya
negatif, dengan merusak perilaku antisosial, tetapi juga positif, dengan
mendirikan pola perilaku yang diterima. Meningkatnya kemajuan bisnis Mas Mono
merupakan perilaku positif yang bisa diterima masyarakat, walaupun ketika dulu
Mas Mono berjuang sangat keras, dari office boy, jualan pisang, warung ayam
bakar kaki lima sampai sebesar ini usaha Mas Mono. Ini merupakan hal yang
sedikit terjadi pada masyarakat Indonesia yang berpenghuni individu-individu
yang belum sadar akan peluang usaha.
Dalam
kesuksesannya dibahas dengan jaringan sosial yang memiliki empat prinsip inti,
yaitu Norms dan NW Density, The Strength of Weak Ties, The
Importance of Structural Hole, dan Social
Embeddeness in Economy Action. Nah, dari
keempat prinsip ini akan lebih dijelaskan terkait gejala ekonomi asuransi
syariah sebagai kegiatan ekonomi dan peran-peran dari social network.
Norms dan NW
Density. Norms, kesepakatan tentang tingkah laku yang “memadai”. Ayam Bakar Mas Mono dengan
memiliki menu utama, yaitu ayam bakarnya dengan menggunakan sistem manajemen
modern. Ini bisa dilihat dari Ayam Bakar Mas Mono mendapatkan penghargaan dari
Menteri Koperasi dan UKM nominasi Kuliner Ayam Bakar dengan manejemen modern dan
UKM Entrepreneur Award.[6]
Jadi, secara kualitas administrasi dan manajemen Ayam Bakar Mas Mono sudah
tidak diragukan lagi, ditambah dengan sertifikasi halal dari MUI (Majelis Ulama
Indonesia) membuat konsumen menjadi lebih nyaman dalam memakan produknya.
The Strength of Weak Ties,
yakni kenalan Mas Mono memberi info penting karena mereka berada di lingkungan lain, dan memiliki banyak kenalan dapat menghubungkan ke multiple-cliques.
Ini bisa dilihat dari sisi historis juga, bagaimana Mas Mono bisa mendapatkan
peluang-peluang dari teman dan pelanggannya waktu itu. Ketika sedang mempunyai
pekerjaan, ia mendapatkan rekomendasi temannya bekerja sebagai office boys
sekaligus belajar komputer untuk bisa menerima jasa pengetikan skripsi. Setelah
sudah menjual ayam bakar, presenter dunia lain Trans TV, menyarankan agar mono
menawarkan jasa catering ke stasiun televisi dan akhirnya Mas Mono bisa
mendapatkan proyek itu. Kemudian, dari salah satu pelanggannya ia mendapatkan
penawaran tempat di jalan Tebet raya No.57. Secara sistem manajemen Ayam Bakar
Mono belajar dari sistem jaringan PT. BABA RAFI INDONESIA
yang telah sukses mengembangkan Kebab Turki Baba Rafi dan Piramizza dengan
sistem yang sama hingga menembus angka total 750 outlet di seluruh Indonesia.
Dengan berbekal pengalaman PT. BABA RAFI INDONESIA, akan menjadikan Ayam Bakar Mas Mono
lebih baik dari segi sistem manajemen, dibawah naungan PT.
PANEN RAYA INDONESIA.[7]Mas
Mono banyak belajar dari sistem jaringan tersebut dan mengadopsinya pada tempat
kulinernya. Sampai tahun 2013, terdapat 42 cabang di dalam negeri dan satu
cabang di Malaysia. Ke depannya akan meluaskan jaringannya ke Singapura, Arab
Saudi, dan New York.[8]
Bisa dilihat bagaimana peran jaringan sangat penting mengantarkan Mas Mono
sampai seperti saat ini.
The Importance of Structural
Hole Individuals,
dimana
keadaan yang belum ada kerjasama dengan kelompok, maka dari itu harus memiliki hubungan dengan multiple NWs yang terpisah satu sama lain
dan Individu
harus bisa memanfaatkan structural whole.
Ketika Mas Mono dan istri nya berjuang sama-sama bekerja untuk menghidupi
kehidupannya, Mas Mono belajar sistem manajemen PT Baba Rafi Indonesia yang
membuatnya bisa menjadikan sistem manajemen yang modern dan profesional.
Kemudian, hubungan ini dimanfaatkan untuk mempelajari sistem kuliner untuk bisa
diterapkan di Ayam Bakar Mas Mono. Hal ini juga digunakan untuk memperluas
jaringan Ayam Bakar Mas Mono agar bisa menjangkau di seluruh Indonesia.
Social Embeddeness in Economy Action,
dimana seberapa jauh tindakan ekonomi berkaitan/bergantung pada tindakan/institusi non ekonomi,
Ingat instrumental bercampur
dengan value dan traditional rationality.
Kesuksesan Mas Mono ini dipengaruhi keyakinan dirinya dalam menjalankan
usahanya. Ia meyakini bahwa untuk menjadi sukses butuh kerja keras dan tidak
melupakan Tuhan Yang Maha. Value dan traditional rationality mempengaruhi
individu menjalankan bisnisnya sebagai bagian dari kegiatan ekonomi dan
sosialnya. Ketika itu pernah Mas Mono diminta untuk mengisi acara di Politeknik
Negeri Jakarta. Karena acaranya belum dimulai, ia sempatkan untuk shalat dhuha
12 rakaat. Ia tidak melupakan sisi kerohanian yang ia yakini, itu faktor yang
mengantarkannya seperti ini.
[1] http://ayambakarmasmono.com/site/in/sejarah.html
diakses pada tanggal 13 Juni 2013 Pukul 8. 57
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] http://ayambakarmasmono.com/site/in/award.html
diakses pada tanggal 13 Juni 2013 pukul 9.03
[7] http://ayambakarmasmono.com/site/in/info-franchise/profil.html
diakses pada tanggal 13 Juni 2013 Pukul 9.08
[8] http://economy.okezone.com/read/2010/09/03/22/369739/22/ayam-bakar-mas-mono-goes-to-new-york
diakses pada tanggal 13 Juni 2013 Pukul 9.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar